Friday

09-05-2025 Vol 19

40 Tahun Dibui di Malaysia, WNI: Staf Penjara Anggap Saya Teman, Bukan Tahanan

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani hukuman

selama 40 tahun di penjara Malaysia baru-baru ini menceritakan pengalaman hidupnya yang penuh emosi dan berliku. Ia, yang dikenal dengan sebutan Hadi, awalnya dijatuhi hukuman penjara setelah terbukti terlibat dalam kasus narkoba di Negeri Jiran. Namun, dalam perjalanan hidupnya yang panjang itu, ia tidak hanya berhadapan dengan kenyataan sebagai seorang narapidana, tetapi juga mendapatkan dukungan tak terduga dari para staf penjara yang menganggapnya sebagai teman, bukan sekadar seorang tahanan.

Kehidupan di Penjara Malaysia: Dari Tahanan Menjadi Teman

Hadi menceritakan bahwa selama 40 tahun menjalani masa hukuman, ia tidak merasa seperti seorang tahanan biasa. Sebaliknya, ia merasakan penerimaan dan penghargaan dari banyak staf penjara yang ada. Menurutnya, sikap staf penjara Malaysia berbeda dari yang ia bayangkan sebelumnya. Alih-alih memandangnya dengan stigma negatif sebagai seorang kriminal, mereka kerap berbincang dengannya layaknya seorang sahabat.
“Banyak dari mereka yang mendekati saya dengan cara yang sangat manusiawi. Mereka tidak memandang saya sebagai seorang napi, tetapi sebagai teman,” ungkap Hadi dengan mata berkaca-kaca. Hadi juga menjelaskan bahwa sering kali staf penjara mengajaknya berdiskusi tentang berbagai topik, mulai dari keluarga, kehidupan sehari-hari, hingga harapan-harapannya di masa depan. Semua ini memberi Hadi kekuatan dan semangat untuk bertahan dalam situasi yang sangat sulit.
Lebih jauh, Hadi menyebutkan bahwa selama bertahun-tahun di penjara, ia telah menjalin hubungan baik dengan beberapa petugas penjara yang sering memberikan nasihat dan dukungan moral. Meskipun tinggal di dalam sel yang sempit dan semua serba terbatas, Hadi merasa bahwa adanya hubungan emosional dengan para petugas membuatnya merasa lebih dihargai sebagai manusia, bukan hanya sebagai narapidana.
Menghadapi Tantangan dan Harapan di Ujung Jalan
Selama 40 tahun menjalani hukuman di penjara, Hadi tentu saja menghadapi banyak tantangan. Hidup dalam isolasi, terbatasnya interaksi dengan dunia luar, dan rasa terasing menjadi beban yang berat bagi siapa pun. Namun, semangat Hadi untuk bertahan tak pernah padam. Ia menyatakan bahwa ia selalu berusaha untuk tidak membiarkan kesulitan mengalahkannya. Berbagai kegiatan di penjara, seperti belajar keterampilan dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial, turut memberikan warna dalam kehidupannya yang monoton.
“Ada banyak hal yang saya pelajari di sini, mulai dari cara bertahan hidup, menjaga kesehatan mental, hingga menghargai setiap detik yang saya miliki. Saya tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi saya ingin masa depan saya lebih baik,” tutur Hadi dengan penuh keyakinan.
Kini, dengan harapan akan segera dibebaskan setelah lebih dari empat dekade, Hadi menantikan hari-hari baru yang lebih cerah. Namun, meskipun masa hukumannya hampir tamat, ia tidak akan pernah melupakan orang-orang yang telah memberikan dukungan kepadanya. Bagi Hadi, pengalaman ini bukan hanya sekadar tentang hukuman, tetapi juga tentang persahabatan, pengertian, dan penerimaan.
Refleksi Tentang Kehidupan dan Keadilan
Kisah Hadi memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya melihat setiap individu dengan empati dan tanpa prasangka. Dalam konteks ini, bukan hanya Hadi yang belajar banyak dari kehidupan di penjara, tetapi juga para petugas penjara yang berinteraksi dengannya. Mereka semua menunjukkan bahwa keadilan tidak hanya terbatas pada hukuman semata, tetapi juga pada cara kita memperlakukan sesama manusia dengan hormat dan kasih sayang.
Meskipun Hadi telah menjalani hukuman yang lama, harapan dan tekadnya untuk memperbaiki hidupnya tetap menyala. Kisahnya menjadi bukti bahwa walaupun kehidupan kita dipenuhi dengan kesalahan, selalu ada peluang untuk berubah, diberikan kesempatan untuk memulai kembali.

www.bambubet.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *