Pada 21 Mei 2025, sebuah kerusuhan besar terjadi di Kabupaten
Lampung Tengah, mengakibatkan kerusakan signifikan dan ketegangan di kalangan warga. Sebagian besar massa, yang diperkirakan berjumlah ratusan, melakukan tindakan kekacauan dengan membakar kendaraan dan merusak serta membakar rumah kepala desa setempat. Kejadian ini muncul setelah meningkatnya ketegangan sosial antara masyarakat dan aparat desa, yang diduga terkait dengan ketidakpuasan terhadap kebijakan lokal.
Kerusuhan ini dimulai sekitar pukul 14. 00 WIB, ketika
sekelompok warga merasa tidak puas dengan layanan dari pemerintah desa terkait penyaluran bantuan sosial dan pembangunan infrastruktur. Permasalahan ini memicu ketegangan yang sudah ada di masyarakat. Dalam waktu singkat, massa menyerbu kantor desa dan melampiaskan kemarahan dengan membakar beberapa kendaraan milik pejabat desa serta merusak bangunan di sekitarnya.
Rumah Lurah, yang menjadi sumber kemarahan masyarakat, menjadi sasaran utama dari tindakan kekerasan tersebut. Lurah yang mencoba mengendalikan situasi terpaksa melarikan diri bersama keluarganya setelah rumahnya dibakar habis. Di samping itu, beberapa kendaraan milik warga juga menjadi sasaran pembakaran oleh massa yang marah.
Penyebab Kerusuhan dan Ketidakpuasan Warga
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa saksi mata, kerusuhan ini dipicu oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah desa. Salah satu keluhan utama yang muncul adalah ketidakadilan dalam penyaluran bantuan sosial yang dilakukan secara tidak merata dan kurang transparan. Beberapa warga merasa tidak mendapatkan hak yang sama seperti yang lain, sementara terdapat laporan bahwa beberapa individu tertentu menerima lebih banyak bantuan tanpa alasan yang jelas.
“Kami sudah lama merasa frustrasi dengan cara penyaluran bantuan yang tidak adil. Ternyata, ketika kami menyuarakan ketidakpuasan, kami justru diserang dan diabaikan. Inilah yang menyebabkan kerusuhan ini terjadi,” kata salah seorang warga yang enggan diidentifikasi.
Di samping itu, isu pembangunan infrastruktur yang dianggap tidak merata di desa juga turut memperburuk situasi. Warga merasa bahwa pemimpin desa kurang memperhatikan kebutuhan dasar mereka, seperti jalan yang rusak dan fasilitas umum yang terabaikan. Hal ini membuat mereka merasa diacuhkan dan mulai mengekspresikan kemarahan mereka dalam bentuk tindakan anarkis.
Penanganan oleh Pihak Berwenang dan Implikasi Sosial
Setelah kerusuhan reda, pihak kepolisian dan TNI dikerahkan untuk mengamankan area tersebut. Polisi langsung melakukan penyelidikan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam kerusuhan serta pembakaran. Beberapa individu yang diduga menjadi pemimpin massa telah ditangkap untuk diinterogasi lebih lanjut.
Kapolres Lampung Tengah, dalam konferensi pers, mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus menyelidiki peristiwa ini dan berusaha mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam provokasi serta tindakan kekerasan. “Kami akan menjalankan penyelidikan secara tuntas untuk memastikan keadilan bagi semua pihak yang terdampak. Kami juga meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi,” ujar Kapolres.
Kerusuhan ini menarik perhatian karena dampaknya tidak hanya berdampak pada kerusakan fisik, tetapi juga memengaruhi hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Ketidakpuasan yang meluas dan kecenderungan untuk menyelesaikan masalah dengan kekerasan menunjukkan adanya kegagalan dalam komunikasi dan dialog antara pemerintah dan warga. Oleh karena itu, diperlukan usaha yang lebih besar untuk memperbaiki hubungan tersebut serta memastikan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat terpenuhi.