Nama Susno Duadji pernah menjadi perhatian besar di Indonesia,
bukan hanya karena posisinya sebagai pejabat tinggi kepolisian, tetapi juga karena keberaniannya mengungkap masalah internal lembaganya sendiri. Namun perjalanan kariernya berubah secara drastis ketika ia terlibat dalam pusaran kasus korupsi yang memaksanya untuk menghadapi proses hukum.
Latar Belakang: Sosok Susno Duadji yang Kontroversial
Susno Duadji pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri. Ia dikenal sebagai sosok polisi yang tegas dan langsung berbicara. Namanya menjadi terkenal di publik ketika ia secara terbuka mengungkap indikasi keberadaan mafia kasus dalam institusi kepolisian.
Salah satu pernyataannya yang paling terkenal adalah istilah
“Cicak vs Buaya”, yang menggambarkan ketegangan antara Polri dan KPK. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap penanganan kasus korupsi dan campur tangan dalam proses hukum. Keberaniannya ini memicu simpati sekaligus kontroversi.
Bongkar Mafia Kasus: Langkah Berani yang Mengguncang
Pada tahun 2009, Susno mengungkap adanya mafia hukum dalam kasus penggelapan pajak oleh Gayus Tambunan. Ia menuduh bahwa ada aparat yang terlibat dan sengaja melindungi pelaku. Pernyataan ini dianggap sebagai bentuk keberanian dalam melawan arus.
Namun, tak lama setelah pengakuan itu, Susno dicopot dari
jabatannya. Banyak pihak berpendapat bahwa pencopotan tersebut berkaitan erat dengan keberaniannya membongkar praktik kotor di dalam penegak hukum.
Kasus Korupsi: Balik Arah Nasib Sang Pembongkar
Ironisnya, Susno yang sebelumnya menjadi simbol keberanian justru akhirnya terjebak dalam kasus korupsi. Pada tahun 2010, ia ditetapkan sebagai tersangka dalam dua kasus sekaligus: penyalahgunaan dana pengamanan Pilkada Jawa Barat 2008 dan penerimaan gratifikasi terkait PT Salmah Arowana Lestari.
Pengadilan memvonis Susno dengan hukuman 3,5 tahun penjara,
meskipun ia kemudian melakukan upaya hukum tambahan. Ia juga sempat “menghilang” dan tidak menjalani eksekusi vonis, sebelum akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke Lapas.
Dualitas Persepsi Publik terhadap Susno
Kasus Susno menimbulkan berbagai reaksi dari publik. Di satu sisi, ia dianggap sebagai pahlawan whistleblower yang berani melawan sistem. Tapi di sisi lain, ia juga menjadi simbol ironi, karena pada akhirnya terlibat dalam praktik yang sebelumnya ia kritik.
Fenomena ini memperlihatkan betapa rumitnya kondisi hukum
dan politik di Indonesia. Publik menjadi semakin menyadari bahwa keberanian untuk mengungkap kebusukan sistem tidak selalu berujung pada status pahlawan—seringkali malah menjadi korban dari sistem itu sendiri.