Tuesday

22-04-2025 Vol 19

Perang Saudara Melanda Sudan: Krisis Kemanusiaan yang Mendalam

Perang saudara di Sudan telah memasuki tahun ketiga pada April

2025, dengan dampak yang semakin menghancurkan bagi jutaan warga sipil. Konflik ini dimulai pada April 2023 sebagai perebutan kekuasaan antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti). Sejak itu, perang telah meluas ke berbagai wilayah, termasuk Khartoum, Darfur, dan Gezira, menyebabkan kerusakan besar dan krisis kemanusiaan yang mendalam. ​

Latar Belakang Konflik

Perebutan Kekuasaan dan Eskalasi Kekerasan
Konflik dimulai sebagai persaingan antara SAF dan RSF, tetapi segera berkembang menjadi perang terbuka yang melibatkan berbagai kelompok bersenjata. Kekerasan telah menyebar ke seluruh negeri, dengan pertempuran sengit di ibu kota Khartoum dan wilayah barat Darfur. Kedua belah pihak telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pembersihan etnis. ​
Serangan terhadap Kamp Pengungsi
Pada April 2025, RSF melancarkan serangan besar-besaran terhadap kamp pengungsi Zamzam di Darfur utara. Serangan ini menyebabkan ratusan warga sipil tewas dan banyak lainnya terluka. Kamp tersebut, yang menampung sekitar 700. 000 pengungsi, hancur akibat serangan artileri dan pembakaran massal. Banyak pengungsi terpaksa melarikan diri ke kota-kota terdekat seperti El Fasher dan Tawila, yang kini kewalahan menampung mereka. ​
Dampak Kemanusiaan yang Menghancurkan
Korban Jiwa dan Pengungsian Massal
Lebih dari 20. 000 orang telah tewas sejak dimulainya konflik, dengan hampir 13 juta orang mengungsi, baik secara internal maupun ke negara tetangga. Banyak dari mereka yang melarikan diri ke negara-negara seperti Chad dan Ethiopia, menghadapi kondisi hidup yang sangat sulit dan kekurangan bantuan kemanusiaan. ​
Krisis Kemanusiaan yang Mendalam
Kekurangan pangan, air bersih, dan layanan medis telah memperburuk kondisi pengungsi. Fasilitas kesehatan yang ada sering menjadi sasaran serangan, sementara distribusi bantuan kemanusiaan terhambat oleh konflik dan blokade. Organisasi internasional seperti Human Rights Watch dan Oxfam telah memperingatkan bahwa Sudan kini berhadapan dengan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. ​
Upaya Internasional dan Tantangan ke Depan
Konferensi Internasional di London
Pada 15 April 2025, sebuah konferensi internasional diselenggarakan di London untuk membahas krisis di Sudan. Inggris mengumumkan tambahan bantuan sebesar £120 juta untuk mendukung korban konflik. Namun, Sudan mengkritik konferensi tersebut karena tidak diundang dan menuduh Uni Emirat Arab (UEA) mendukung RSF dengan pasokan senjata. Meski demikian, upaya diplomatik terus dilakukan untuk mencari solusi damai. ​
Tantangan Menuju Perdamaian
Meskipun berbagai upaya perdamaian telah dilakukan, termasuk pembicaraan damai yang difasilitasi oleh Uni Afrika dan PBB, konflik tetap berlanjut. RSF bahkan telah mendeklarasikan pemerintahan tandingan di wilayah yang mereka kuasai, menambah kompleksitas situasi politik di Sudan.

www.bambubet.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *